Pernah…
Tanya menyeruak
dari dalam hati…
Memberontak,
tidak menyisakan apapun selain diri…
Dia keluar, lega,
seolah lepas dari penjaranya…
Berbalik, dan
memandangku, yang terpaku…
Tiba-tiba dia
bertanya kepadaku, siapa kamu?
Tergagap… kujawab, sebagaimana ibuku memanggilku…
Dia tertawa, aku terus
terpana…
Dia berkata, nama
tidak memberimu makna…
Nama hanyalah
do’a, tulus dari hati orangtua…
Nama hanyalah
panggilan, dari sesama manusia…
Dia bukanlah
dirimu…
Cuma buah pikiran
manusia, sepertiku…
Dia kembali
bertanya kepadaku, siapa kamu?
Hening… aku tak
mampu berkata…
Dan dia kembali
tertawa, membuatku merasa dungu…
Hakekat? Bukankah
itu yang kalian cari?
Mencari alasan
untuk keberadaan, dari yang kalian sebut Tuhan…
Karena Dia kah
kalian ada?
Dia, yang Maha
Kuasa… Sang pencipta… alam seisinya…
Lalu untuk apa
dia menciptakanmu, wahai manusia yang hina?
Untuk beribadah
kepada-Nya?
Karena kitab
sucimu, agamamu, memberitahumu begitu?
Jangan anggap Dia
memerlukanmu, kalian tidak seberguna itu…
Sekali lagi aku
bertanya, siapa kamu?
Diam… aku
kembali membisu…
Dan dia kembali
berbicara, sendiri…
Hakekat kalian,
manusia, bukan di sini, di bumi ini…
Arti dari dirimu,
bukan berwujud materi…
Kau bukan lembaran
kain, yang melekat di kulitmu ini…
Kau bukan isi
dompetmu, yang kau cari setengah mati…
Kau bukan apa
yang kau kendarai…
Kau bukan rumah
yang kau diami….
Kau juga bukan
milik mereka yang kau kasihi…
Kau hanya benda
milik-Nya…
Energi yang
diciptakan-Nya, untuk mengubah dunia…
Bukankah karena
itu kau diciptakan? Untuk diserahi dunia?
Dan dia kembali
menatapku…
Mencengkeram erat
kerah leherku…
Dan sekali lagi
bertanya, siapa kamu?
Aku terdiam,
namun kali ini karena paham…..
”Aku…”
Nafas pengetahuan
mengisi rongga yang selama ini kosong dalam kepalaku…
”Aku adalah
perubahan.”
No comments:
Post a Comment